Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengajak kalangan pengurus Muslimat
Nahdhatul Ulama (NU) di Sukoharjo senantiasa menggunakan “akik” ketika
mengikuti setiap pengajian.
Hal itu dikemukakan orang nomor satu di Sukoharjo itu dalam
sambutannya pada acara Pelantikan Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU
di Pendapa Graha Satya Praja, Setda Pemkab Sukoharjo, Minggu
(22/3/2015). Pada kesempatan itu, Wardoyo meyakinkan pentingnya memakai
“akik” kepada ribuan pengurus Muslimat NU yang datang.
Menurutnya, setiap pengajian yang diselenggarakan Muslimat NU akan
semakin ramai pengunjung dengan syarat para panitia menggunakan “akik”.
“Saya berpesan, setelah dilantik menjadi PAC Muslimat, para pengurus
menjadi garda depan dalam menggelar setiap pengajian di desa-desa. Jika
ingin pengajian itu ramai, syaratnya pengurus harus memakai ‘akik’,”
kata Wardoyo diikuti gelak tawa hadirin.
“Akik” yang dimaksud Wardoyo bukanlah batu mulia yang belakangan
menjadi primadona warga. “Akik” yang dimaksud Wardoyo merupakan
kependekan dari kata aktif, komunikatif, inovatif dan kreatif. “Saya
jamin, jika pengurus Muslimat bisa aktif, komunikatif, inovatif dan
kreatif [AKIK], setiap pengajian yang diselenggarakan akan selalu ramai.
Saya ingatkan, NU di Sukoharjo itu besar. Jangan sampai NU melempem.
Banyak tokoh-tokoh besar dan kiai besar di Sukoharjo dari kalangan NU,”
ucap Wardoyo.
Sementara itu, Ketua Muslimat NU Sukoharjo, Istiqomah Hasyim,
mengatakan Muslimat NU kini sudah menapaki usia ke-69 tahun. Dia
menyebut Muslimat NU pada awalnya merupakan kelompok pengajian ibu-ibu.
Namun, seiring berjalannya waktu, Muslimat NU bisa bertransformasi
menjadi organisasi yang kredibel.
“Organisasi Muslimat NU mengalami perkembangan luar biasa sejak
dinahkodai ibu Khofifah Indar Parawansa ketika menjabat Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan pada zaman presiden Gusdur. Dan kini, Ibu
Khofifah terpilih sebagai Menteri Sosial dalam susunan kabinet Pak
Jokowi-JK,” terang Istiqomah.