Keberadaan sentra kerajinan jamu tradisional dan gamelan di Kabupaten Sukoharjo menjadi daya tarik bagi wisatawan asal Jepang dan menjalin kerja sama bilateral. Setidaknya 14 mahasiswa dan 4 profesor dari Kokushikan University Jepang berkesempatan mengunjungi sentra kerajinan jamu di Nguter dan sentra kerajinan gamelan di Wirun, Mojolaban, pekan lalu.
Sebelum berkunjung ke dua tempat
tersebut, mereka berkumpul di Gedung Graha Satya Karta (GSK), Kompleks
Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sukoharjo. Rombongan akademisi dari
Kokushikan University yang dipimpin Profesor Masakatsu Tozu itu
diterima Wakil Bupati Sukoharjo, Haryanto.
Menurut Profesor Masakatsu Tozu,
pihaknya sudah lama tertarik berkunjung ke sentra kerajinan jamu dan
gamelan di Sukoharjo. Namun kunjungan tersebut urung dilaksanakan karena
adanya kabar buruk yang menyebut Sukoharjo sebagai sarang teroris.
Setelah mendapat kepastian bahwa
Sukoharjo aman dari teroris, kunjungan itu baru dapat terealisasi.
Berkat bantuan Institut Javanologi Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS), pihaknya
berkesempatan mengunjungi Sukoharjo.
Masakatsu Tozu menambahkan, Sukoharjo
memiliki potensi besar untuk pengembangan jamu dan gamelan. Oleh
karenanya, pihaknya ingin menjalin kerja sama dengan para pengrajin.
Diharapkan mahasiswa dapat belajar bagaimana membuat jamu dan gamelan
kepada para pengrajin langsung.
Masakatsu Tozu juga berharap 14
mahasiswa asal Kokushikan University bisa mengikuti program pertukaran
pelajar dengan UNS, supaya terjalin kerja sama yang baik di bidang
pendidikan.
Wakil Bupati Sukoharjo, Haryanto,
menyambut baik kedatangan rombongan akademisi dari Kokushikan
University. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terbuka jika Kokushikan
University ingin menjalin kerja sama dalam pengembangan kerajinan jamu
dan gamelan. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga memberikan jaminan
keamanan bagi wisatawan lokal maupun asing yang ingin berkunjung ke
Kabupaten Sukoharjo.
0 komentar:
Posting Komentar