Semarang – Aktivis Semarang dan Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Semarang menggelar aksi teatrikal dan orasi di
pertigaan traffic light Jalan Sisingamangaraja Semarang, Rabu (20/5)
siang. Aksi tersebut dalam rangka memonitoring dan mengawasi kegiatan KPK,
Term of Reference Konsolidasi Masyarakat Sipil Jawa Barat-Jawa
Tengah-DIY dan Jawa Timur dengan agenda ‘Penyusunan Kertas Posisi
Bersama terkait GN-SDA untuk sektor Hutan, Kebun dan Minerba’. Gerakan Nasional Sumber Daya Alam (GN-SDA) merupakan salah satu upaya
KPK mengembalikan berbagai kekayaan alam di Indonesia agar dapat di
kelola dan di manfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Koordinator lapangan sekaligus peserta aksi, Rian Renjana Sakti
mengatakan, aksi damai tersebut sebagai bentuk aspirasi kepada KPK agar
dapat memonitoring isu pertambangan dan perhutananan serta minerba agar
bisa lebih bijak dan transparan.
Dalam aksinya, spanduk bertuliskan ‘Kebangkitan Nasional Melawan
Setan Kapital’ di gelar di tengah traffic light depan akpol Jalan Sultan
Agung, Semarang. Ada pula dua Kuburan bertuliskan RIP Gubernur Jawa
Tengah dan RIP Presiden Indonesia serta seorang pengibar bendera dan
zombie atau mayat hidup. Menurutnya, simbol kuburan bertuliskan RIP Presiden Indonesia dan RIP
Gubernur Jateng merupakan simbol matinya hati dan nurani Presiden dan
Gubernur Jateng karena mendukung segala eksploitasi dan kerusakan
lingkungan, seperti yang terjadi di Rembang.
“Kami mendukung penyelamatan SDA dan kawasan Karst dari ancaman
pertambangan. Dukungan selalu kami berikan untuk transparansi terkait
ijin penambangan,” ungkapnya. Hari ini bertepatan dengan kebangkitan Nasional, kami mengumandangkan
kebangkitan Jawa Tengah. “Selamatkan kekayaan Sumber Daya Alam dan Stop
pertambangan Karst di Jawa Tengah, setiap pemberian izin pusat untuk
KK/PKP2B dan daerah untuk IUP kami berharap ada pengawasan, serta
transparansi aliran data, dan informasi,” ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar